Cara Memasang Paving Block (Conblock) Yang Tepat Dalam 4 Langkah Mudah

Dalam pemasangan paving block, kita harus memperhatikan dengan seksama akurasi dan konsistensi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasangan struktur yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang tinggi, memiliki tampilan yang rapi, dan memiliki daya tahan yang lama. Menurut ketentuan yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2403-1991 tentang Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk Permukaan Jalan, beberapa tugas yang terkait dengan pemasangan paving block antara lain meliputi pemasangan paving block baru, pembongkaran pasangan paving block yang lama, perataan tanah dasar di bawah lapisan pasir, pengadaan peralatan kerja yang sesuai, dan pengujian laboratorium untuk menentukan mutu kuat tekan jalan paving tersebut.

Bahan Dan Alat Yang Dibutuhkan Untuk Memasang Paving Block (Conblock)

1. Paving Block

Dalam memilih paving block, penting untuk mempertimbangkan spesifikasinya yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Hal ini termasuk pertimbangan seperti bentuk paving block, apakah berbentuk persegi atau segi banyak, ketebalannya apakah 60 mm, 80 mm, atau 100 mm, mutunya apakah fc’ 37,35 Mpa atau fc’ 27,00 Mpa, dan juga warnanya apakah abu-abu, hitam, atau merah. Semua faktor ini harus diperhatikan dengan seksama untuk memastikan paving block yang dipilih mampu memenuhi kebutuhan yang diinginkan dengan baik.

2. Pasir

Untuk memenuhi kebutuhan pemasangan paving block yang berkualitas, diperlukan pasir dengan spesifikasi tertentu. Pasir yang ideal memiliki ukuran butir yang tajam sekitar 2,4 mm dan telah diayak untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak diinginkan. Kandungan air di dalam pasir tersebut juga harus diperhatikan agar tidak melebihi 5 persen dengan kandungan lumpur maksimal sebesar 10 persen. Dengan spesifikasi pasir yang tepat, air yang mengalir di atasnya dapat meresap dengan lancar ke dalam pori-pori tanah, sehingga pemasangan paving block dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan struktur yang kuat serta tahan lama.

Peralatan Kerja

  • Benang
  • Jidar
  • Sapu lidi
  • Potongan besi
  • Sikat ijuk
  • Pemadat penggetar (vibro compactor)
  • Songkro
  • Palu kayu
  • Lori
  • Alat potong paving block
  • Waterpass

4 Langkah Pemasangan Conblock (Paving Block) Yang Tepat

1. Persiapan

Tujuan dilakukannya pemeriksaan pada pondasi ialah untuk memastikan bahwa proses pembangunan pondasi telah dilaksanakan dengan tepat. Sebaiknya diperhatikan bahwa kondisi permukaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas haruslah rata, tidak bergelombang, dan rapat. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan bahwa pasir alas tidak seharusnya digunakan untuk memperbaiki kekurangan pondasi, karena spesifikasinya berbeda. Selanjutnya, perlu dilakukan pengecekan terhadap tingkat kemiringan pondasi untuk jalan kendaraan sebesar 2,5 persen dan untuk trotoar sebesar 2 persen. Terakhir, perlu juga diingat bahwa ukuran lebar pondasi harus mencukupi hingga ke bawah beton penahan dan beton pembatas.

Langkah pertama dalam proses pemasangan paving block ialah menentukan lokasi titik awal pemasangan, terutama pada tanah yang miring, sehingga paving block yang telah terpasang tidak mudah tergeser. Setelah titik awal telah ditentukan, proses pemasangan dilakukan secara berurutan, dimulai dari satu sisi yang telah ditentukan sebelumnya. Penting untuk dihindari pemasangan paving block secara acak, karena hal tersebut dapat mengacaukan jalannya pekerjaan dan menghasilkan hasil akhir yang tidak rapi. Oleh karena itu, pastikan bahwa pemasangan paving block dilakukan secara sistematis dan teratur untuk memastikan kualitas dan keamanan konstruksi yang baik.

Untuk memastikan bahwa proses pemasangan paving block dapat dilakukan dengan baik dan terorganisir, diperlukan pemasangan benang pembantu sebagai pembatas area kerja. Pemasangan benang pembantu ini harus dilakukan secara rutin dengan jarak 4-5 meter untuk memastikan bahwa area kerja tetap teratur dan rapi. Apabila di area kerja terdapat fitur-fitur seperti lubang drainase, bak tanaman, atau konstruksi lainnya, maka diperlukan pemasangan benang pembantu tambahan untuk mempertahankan pola ikatan paving block yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini penting dilakukan agar paving block dapat terpasang dengan rapi dan teratur serta menghasilkan hasil akhir yang berkualitas baik.

2. Pemasangan Beton

Beton pembatas, atau yang biasa disebut dengan kanstin, merupakan komponen penting pada perkerasan paving block yang berfungsi untuk menghimpit dan menahan lapisannya sehingga dapat saling mengunci dan tidak mudah tergeser ketika menerima beban. Pemasangan beton pembatas harus dilakukan sebelum proses penebaran pasir alas, untuk memastikan kekuatan dan stabilitas keseluruhan dari konstruksi tersebut. Terdapat berbagai macam bentuk dan jenis beton pembatas, yang dapat dibuat dengan berbagai cara seperti beton pracetak, beton cor di tempat, dan lain sebagainya. Penting bagi para kontraktor dan pekerja konstruksi untuk memilih jenis beton pembatas yang tepat untuk proyek yang sedang mereka kerjakan, sehingga dapat memastikan kualitas dan keamanan konstruksi yang baik.

Proses pembuatan beton pembatas dimulai dengan membangun lapisan beton penahan yang rata dengan ketebalan minimal 7 cm. Kemudian, beton pembatas harus segera dipasang di atas lapisan tersebut selagi kondisinya masih basah, agar kelurusan dan ketinggian beton pembatas dapat disesuaikan dengan mudah. Selanjutnya, adukan beton perlu dituangkan pada bagian belakang beton pembatas. Setelah beton penahan sedikit mengering, timbunan tanah dapat dilakukan di atasnya. Ada juga beberapa orang yang memilih untuk memadukan beton pembatas dengan tali air dan mulut air sebagai saluran drainase air. Metode ini memiliki manfaat yang baik dalam mengatur aliran air dan memastikan keamanan konstruksi jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi para pekerja konstruksi untuk memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai faktor saat memilih teknik pembuatan beton pembatas yang tepat untuk proyek konstruksi yang sedang dikerjakan.

3. Penebaran Pasir Alas

Pasir alas yang digunakan untuk menutupi susunan paving block harus memenuhi beberapa kriteria yang sangat penting. Kriteria-kriteria tersebut antara lain yaitu butirannya harus kasar dan tajam, memiliki urutan maksimum 9,5 mm, bersih dari lumpur dan kotoran, memiliki kadar air kurang dari 10%, serta harus memiliki sifat yang gembur. Penting bagi para pekerja konstruksi untuk memperhatikan kualitas pasir alas ini, karena kualitas yang buruk dapat menyebabkan kerusakan pada struktur paving block dan mempersulit proses konstruksi. Oleh karena itu, memilih pasir yang tepat dan memenuhi kriteria-kriteria tersebut adalah hal yang sangat penting untuk menciptakan susunan paving block yang kuat dan tahan lama.

Pasir alas yang sudah memenuhi syarat kemudian dihamparkan di atas paving block menggunakan jidar dengan ketebalan yang seragam yaitu 5 cm. Penghamparan pasir ini perlu dilakukan dengan gundukan-gundukan kecil agar mudah dalam menarik jidar. Setelah pasir dihamparkan, pastikan untuk menjaga agar tidak terinjak atau ditumpuk oleh material lain agar ketebalan pasir tetap seragam dan memenuhi persyaratan yang diperlukan.

4. Pemasangan Paving Block

Pada umumnya, pemasangan paving block dilakukan dengan mengikuti pola-pola tertentu. Beberapa pola pasangan yang umum digunakan antara lain pola susunan bata, pola anyaman tikar, dan pola tulang ikan. Saat memasang paving block sesuai pola, perlu dilakukan dengan sangat hati-hati, terutama pada barisan pertama. Pastikan selalu memeriksa benang pembantu saat memasang paving block agar susunan sesuai dengan pola yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan susunan paving block terlihat rapi dan teratur.

Agar proses pemasangan paving block berjalan lancar, para pekerja harus selalu berada di atas paving yang telah terpasang dan mengarah ke depan. Hal ini diperlukan untuk menghindari pembentukan lendutan pada paving yang terpasang. Setelah pemasangan selesai dilakukan, celah antar paving block harus diisi dengan nat berupa abu batu. Selanjutnya, paving block harus dipadatkan dengan menggunakan roller atau stamper sebanyak 1-2 kali putaran agar terbentuk daya saling mencengkeram antar paving block. Proses ini penting untuk memastikan bahwa paving block terpasang dengan baik dan tidak mudah bergeser.

Social Share


  • admin
  • 6 Apr 2023